JAKARTA – Pengamat politik Ray Rangkuti memberikan tanggapan mengenai keputusan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni yang mengangkat belasan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke dalam organisasi baru di Kementerian Kehutanan.
Menurut Ray, langkah ini tidak mengejutkan mengingat sejarah dukungan PSI kepada Gibran dan pengangkatan Kaesang sebagai ketua umum partai.
“Iya, gerbong ini atau organisasi ini adalah organisasi baru yang dibentuk untuk melengkapi kerja-kerja di Kementerian Kehutanan. Beberapa anggotanya mungkin ada sekitar 10 dari struktur itu berangkat dari partai yang sama yaitu PSI,” jelas Ray lewat video yang diunggah di akun TikToknya @rayrangkuti259.
Ray menambahkan bahwa gaji para kader PSI yang diangkat cukup menarik, dengan kisaran antara Rp20 juta hingga Rp50 juta per bulan.
“Efisiensi kalau dibandingkan dengan gaji yang misalnya Rp100 juta atau Rp200 juta, tapi ya lumayan menengah kalau dibandingkan dengan gaji orang yang Rp10 juta ke bawah,” kata Ray.
Ray menegaskan bahwa sejak PSI mendeklarasikan dukungan mereka kepada Gibran, mereka telah menunjukkan sikap terbuka terhadap praktek nepotisme dan dinasti politik.
“Ini tentu saja tidak jauh dari ajaran pelaku dan pilihan politik orang yang mereka sebut sebagai kepadanya mereka tidak lurus yaitu Pak Jokowi,” imbuhnya.
Ray mencatat bahwa Presiden Joko Widodo dikenal sebagai pemimpin yang pro-nepotisme.
“Anaknya jadi Wapres, sebelum itu walikota, menantu walikota sekarang jadi gubernur, dan anaknya yang lain jadi ketua umum PSI,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia tidak terkejut jika PSI meniru perilaku dari sosok yang mereka idolakan.
“Persis seperti bak pepatah orang kita mengatakan, buah tak jauh jatuh dari pohon,” tutup Ray. []